Rabu, 01 Januari 2014

Sendiri, Tetapi Sangat Ku Syukuri

@Göttingen, Germany

Bismillah...
Sendiri, tetapi sangat ku syukuri; itulah waktu yang aku habiskan di malam dan pagi hari tahun baru ini. Tidak ada yang spesial, karena – memang – tahun baru masehi tidak pernah aku anggap spesial. Hanya pergantian hari biasa, tanpa ada makna – nyata – apa-apa di dalamnya. Berbeda dengan tahun baru Hijriah, karena ada sebuah makna besar terkandung di dalamnya. Makna convert dan makna change, menjadi ilham yang sangat  penting untuk kita ejawantahkan di berkehidupan kita; karena perubahan menuju kebenaran dan perbaikan, haruslah dijaga momentumnya di setiap saat pada hela dan hembus nafas kita. Peka hati, buka mata, buka telinga, analisis dan manfaatkan akal untuk mencerna dan memahami, lalu kemudian gerakkan seluruh anggota badan ini dengan sadar untuk berubah, sebagai bukti ketertundukan kita kepada ZAT pemilik jagat ini; merupakan implementasi makna hijrah yang diusung oleh Rasul pada belasan abad yang lampau, yang terkandung pada makna tahun baru hijriah.

Namun tahun baru masehi ini, tidaklah mencerminkan apa-apa selain pesta dan hura-hura. Pesta kembang api, musik hingar-bingar, tertawa terbahak-bahak sambil menenggak minuman haram, bersenda gurau hingga malam berganti serta subuh menjelang; adalah aktivitas yang lumrah dilakukan di malam pergantian tahun baru masehi ini. Padahal, di belahan bumi lain, intimidasi akidah yang sangat luar biasa sedang terjadi. Padahal, di belahan bumi lain, ada segelintir orang yang dibunuh sadis dengan cap teroris tanpa bisa membuktikan apa-apa. Padahal, di belahan bumi lain, masih banyak anak-anak yang perutnya buncit karena busung lapar. Padahal, di belahan bumi lain, sebagian orang bersimbah darah hanya untuk mempertahankan sepetak tanahnya atau harga diri bangsa dan syariah agamanya, yang dirampas oleh sebagian orang terlaknat. Padahal...

Ya ALLAH. Aku hanya bisa mengusap dada. Karena – kadang – lantang teriakku pun tanpa suara sudah; kadang – nyaring ucapku pun tak terdengar sudah; kadang – keberadaanku pun – seperti – tidak membawa manfaat apa-apa sudah. Aku hanya bisa mengelus dada, menghela nafas sangat dalam, serta tersungkur sujud di atas sajadah tafakur, untuk mengakui beribu khilaf, dosa dan alpa yang telah aku perbuat; dengan menatap ke depan, yang hakikinya masih ada ribuan bahkan jutaan aksi yang harus aku perbuat untuk sebanyak-banyaknya kebaikan manusia dan alam; sebagai bukti syukurku. Syukur, karena ALLAH telah menetapkanku seperti ini. Terima kasih ya ALLAH...

Sendiri, tetapi sangat ku syukuri; itulah waktu yang aku habiskan di malam dan pagi hari tahun baru ini.


Alhamdulillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar